Sabtu, 27 April 2024,
BERITA SELA

Rabu, 25 Jan 2023, 07:24:39 WIB, 1728 View Rahma S. , Kategori : INFLASI

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kini terus berbenah hadirkan langkah strategis dalam penanganan inflasi. Bahkan, Pihak Pemprov dalam hal ini Sekda Sultra, Asrun Lio bersama seluruh OPD lingkup Sultra, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan satgas Pangan selalu aktif dalam membahas permasalahan inflasi dan langkah strategis yang harus dilakukan di tahun ini untuk menekan itu.

Sekda Sultra, Asrun Lio mengatakan, berdasarkan data yang ada, Sultra pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,75 persen. Ini tentu lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya berada di angka 0,34 persen serta lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 0,22 persen. Apalagi, dengan realisasi ini Provinsi  Sultra memiliki realisasi inflasi tertinggi kedua secara nasional setelah Provinsi Sumatera Barat.

"Untuk menekan angka inflasi daerah, tentu perlu langlah-langkah strategis. Bahkan kita juga telah buat posko Satuan Tugas(Satgas) Ketahanan Pangan, yang bertempat di Aula Dinas Perindag Sultra. Disini saya secara langsung menjadi Ketua Satgas. Upaya ini dilakukan agar  masing-masing OPD menugaskan satu atau dua orang setiap hari untuk aktif memantau kondisi inflasi melalui Satgas, "kata Asrun Lio.

Dijelaskan, daerah penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2022 yakni Kota Kendari 7,11 persen  dan Kota Bau-bau sebesar 8,35 persen. Tentunya ada beberapa faktor terjadinya inflasi di antaranya  harga yang diatur oleh pemerintah seperti tiket angkutan udara dan cukai rokok. Selain itu dari sisi pangan ada beberapa  inflasi terutamanya beras dan bawang merah.

"Kemudian untuk ikan kita juga selalu inflasi dari bulan ke bulan sesuai laporan BPS, " ujarnya.

Dia menambahkan, secara neraca ketersediaan pangan di Provinsi Sultra, sejauh ini keadaan masih aman. Hal ini dilihat dari kondisi ketersediaan beras yang aman selama 3 sampai 6 bulan kedepan, kemudian jangung, bawang merah semua dalam posisinya aman.

"Untuk beras, inflasi utamanya terjadi di daerah Buton Tengah. Dimana berdasarkan pantau tim kami, harganya berkisar Rp. 13.000 ribu, kemudian di susul Wakatobi dengan harga Rp. 12.500 ribu perliter. Tapi kita upayakan untuk tahun ini inflasi bisa teratasi dengan baik, " jelasnya.

Sementara itu, ditempat yang sama, Kadis Perindag Sultra, Siti Saleha menjelaskan penyumbang inflasi dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun yakni dari sisi transportasi dan bahan komoditas holtikultural yaitu cabai, cabai rawit, cabai keriting kemudian bawang merah.

"Untuk komoditas hortikultura, terjadi inflasi karena kita masih bergantung pasokan dari Bima dan Sulawesi Selatan. Karena itu saya arahan kepada Dinas Perkebunan agar kita tidak perlu tergantung lagi pada pasokan dari Sulawesi Selatan sebab di Sultra masih banyak lahan tidur dan ini yang harus kita manfaatkan, "ungkapnya.



Jelang Lebaran, Harga Pangan di Kendari Terpantau Stabil
Minggu, 07 Apr 2024, Dibaca : 117 Kali
Sholat Tarawih di Masjid Raya Al-Kautsar, Wapres Ma\'ruf Amin \"Puasa Itu Spesial\"
Kamis, 21 Mar 2024, Dibaca : 50 Kali
Wapres RI Kunjungan Kerja di Sulawesi Tenggara
Kamis, 21 Mar 2024, Dibaca : 66 Kali

Tuliskan Komentar