Kamis, 25 April 2024,
BERITA SELA

Kamis, 10 Feb 2022, 13:14:34 WIB, 1597 View Administrator, Kategori : Perekonomian

Harga minyak goreng di beberapa pasar tradisional di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih cukup tinggi. Pemerintah telah berlakukan satu harga minyak goreng kemasan menjadi 14 ribu rupiah perliter. Namun kebijakan satu harga hanya diikuti beberapa ritel modern dan belum berlaku untuk pedagang pasar tradisional yang ada di Kota Kendari. 

Menurut pedagang dibeberapa pasar kota Kendari harga minyak goreng masih dijual dengan harga Rp18 sampai Rp 21 ribu rupiah perliter. Pedagang mengaku belum menyesuaikan harga karena minyak goreng yang dijual di pasar tradisional di beli dengan harga mahal. Pedagang juga belum mendapatkan penyesuain harga minyak goreng dari distributor.


Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Laode Muhammad Fitrah Arsyad mengaku pihak Disperindag selama ini rutin melakukan sidak di pasar tradisional, distributor dan ritel modern. Dimana untuk pasar tradisional harga masih cukup tinggi. Dimana berdasarkan keterangan para pedagang di pasar itu, minyak goreng yang dijual saat ini merupakan stok lama yang disesuaikan dengan harga distributor, sehingga harga jualnya masih tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET).

“Tentu kita ketahui bersama, saat ini masih banyaknya pedagang-pedagang yang menjual stok lama. Sehingga masih menjual dengan harga cukup tinggi di kisaran Rp 18 sampai 20 ribu perliter. Kita berharap distribusi minyak goreng di pasar bisa lebih lancar lagi, sehingga stok lama bisa cepat habis dan harga bisa kembali normal,” kata Muhammad Fitrah Arsyad.

Pihaknya pun mengaku selama ini terus melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap distributor minyak yang ada. Hal ini dilakukan demi menjaga stabilitas harga di pasaran. "Bahkan bukan saja harga di pasaran, namun di ritel-ritel modern pun terus kita pantau. Dan setiap hari laporan selalu masuk dari mereka, " ujarnya. 

Sementara itu Manager Area Hypermart, Deni Anggoleta mengatakan, saat ini untuk minyak goreng di hypermart mengikuti program pemerintah yakni Rp14 ribu perliter dan Rp28 ribu per dua liter.  Dengan adanya subsidi minyak goreng dari pemerintah euforia masyarakat membeli minyak goreng  setiap harinya meningkat pesat.

"Bahkan dihari pertama kebijakan ini keluar, penjualan kita sampe 1700 picis. Menurut saya dalam program ini, masyarakat jangan panic buyying juga.  Lagi pula kita akan mengikuti program pemerintah, kalau tidak salah subsidi minyak ini sampai 6 bulan kedepan. Jadi sebaiknya tak perlu sampai berebut minyak goreng, "kata Deni.

Dia menjelaskan, untuk stok di gudang hypermart masih cukup banyak, tetapi untuk setiap display akan diatur agar stok tetap bisa tersedia sampai barang (minyak goreng) datang.

" Saat ini stok kita masih cukup aman. Jadi kami bagi setiap waktu displaynya agar stok bisa tersedia dan semua masyarakat  kebagian sampai barang datang lagi, "ujarnya.

Lagipula, untuk minyak goreng saat ini pihak hypermart juga sedang mengupayakan stok. Karenakan kondisinya begitu di lounching program pemerintah, permintaanya cukup tinggi. "Tapi sekali lagi masyarakat tak perlu khawatir, karena kita terus mengupayakan untuk ketersediaan barangnya. Untuk suplay dari suplayer maupun suplay dari kita, diupayakan selalu ada. Kalau pun stok mulai menipis kita akan ambil dari beberapa cabang-cabang kita juga, "terangnya.

Dalam kebijakan ini, kata dia, ada aturan-aturanya, dimana masyarakat tak boleh membeli lebih dari satu  minyak  goreng  perharinya. " Artinya ini ada pembatasan juga untuk menghindari adanya spekulan-spekulan yang masuk untuk membeli banyak dan menimbun minyak goreng untuk kemudian dijual kembali. Makanya supaya merata, kita minimal satu costumer membeli satu minyak goreng perhari, "tukasnya.

Ditemui terpisah, pedagang sembako Pasar Baruga, Djawa mengatakan untuk harga minyak goreng di pasar sampai saat ini masih relatif tinggi. Meskipun ada kebijakan pemerintah tapi untuk penjualan di pasar masih tetap sama seperti sebelumnya.

"Penjualanya saat ini mulai beragam. Dikisaran  angka Rp18 sampai Rp20 ribu perliter.  Untuk pedagang yang menjual Rp18 ribu karena telah membeli stok minyak yang baru. Sementara kita yang masih menjual stok lama, msih dikisaran harga yang tinggi sekitar Rp 20 ribu perliter, " kata Djawa.

Lagipula, ia tentu tak ingin ambil konsekuensi dengan menurunkan harga  minyak  goreng  yang  dia jual. Mereka juga pusing dengan regulasi yang ada.  "Kami beli minyak ini sebelum harga turun, harga belinya juga memang mahal saat itu. Tidak mungkin kita mau jual murah, kita nanti rugi. Tapi kalau kita beli dengan harga murah kedepan pasti kita juga akan jual murah. Tapikan sekarang belum, "ujarnya.

Selain itu, salah satu pedagang di pasar Basah Mandonga, Juriah mengaku sama sekali belum menurunkan harga minyak goreng yang dia jual. "Katanya ada subsidi minyak goreng, tapi kita tidak terima itu, jadi harga masih tetap tinggi. Kita namanya pedagang menjual untuk mecari keuntungan. Kalau kita langsung menurunkan harga begitu saja otomatis kita rugi. Kalau kita di pasar harga masih di kisaran Rp20 ribu perliter, "ucapnya.

Dia melanjutkan, kalau memang mau menurunkan harga, harusnya di pasar tradisional dulu penerapannya. Mereka harus lihat dulu stok minyak para pedangang, apakah masih banyak atau seperti apa. Kasian yang sudah menyetok banyak. Kalau kebijakan setengah-setengah otomatis dagangan yang ia pasarkan juga tak akan laku.

" Kita juga pasti rugi bila orang-orang tidak membeli dagangan kami. Semua pembeli lari  ke supermarket atau minimarket. Terus stok pedagang di sini bagaimana? Tidak mungkin kan kami pakai semuanya sendiri,"ucapnya. (rah)


Ketgam : Kondisi display minyak goreng di hypermart



Jelang Lebaran, Harga Pangan di Kendari Terpantau Stabil
Minggu, 07 Apr 2024, Dibaca : 113 Kali
Sholat Tarawih di Masjid Raya Al-Kautsar, Wapres Ma\'ruf Amin \"Puasa Itu Spesial\"
Kamis, 21 Mar 2024, Dibaca : 49 Kali
Wapres RI Kunjungan Kerja di Sulawesi Tenggara
Kamis, 21 Mar 2024, Dibaca : 64 Kali

Tuliskan Komentar